MURID YANG NAKAL

Penulis : dr. H. Monte Selvanus, MMR (Kabid MPKU dan LRB PDM Kebumen)



Cilongok, 17/09/2023
_____________________

Pada suatu hari, Kyai Umar dari Solo berpesan kepada pengasuh pondoknya supaya mencatat nama-nama santri yang nakal di pondok.

"Dirangking ya, dari santri yang paling nakal, santri yang nakal, dan santri yang agak nakal."

Pengasuh pondok bergegas menuliskan nama-nama santri nakal di pondok itu lalu menyerahkannya pada Kyai Umar. Pengasuh pondok itu berharap supaya anak-anak santri yang nakal itu dipanggil, dimarahi atau kalau perlu dikeluarkan dari pondok.

Sebulan berlalu, namun tidak ada tanda-tanda bahwa santri-santri yang nakal itu akan dipanggil atau diusir. Akhirnya pengasuh pondok pun memberanikan diri bertanya kepada Kyai Umar. "Maaf Kyai, santri-santri kok belum ada yang dihukum, ditakzir atau diusir ya?"

"Lho santri yang mana?"

"Santri yang nakal-nakal, bukannya kemarin Kyai nyuwun daftarnya?"

"Siapa yang mau mengusir? Karena mereka nakal itulah, maka mereka dipondokkan, biar tidak nakal. Kalau di sini nakal terus diusir ya anaknya bakal nakal terus," jawab Kyai Umar.

"Lho kok, Kyai kemarin minta saya mencatat nama santri yang nakal itu Kyai?"

Kyai Umar terdiam sebentar lalu berkata, "Begini, setiap malam setelah Tahajud aku selalu mendoakan kebaikan untuk semuanya. Nah, di setiap malam itu pula, catatan itu aku bawa, dan kalau aku berdoa mereka itulah yang aku doakan secara khusus. Jadi aku minta catatan itu ya buat mendoakan mereka. Bukan buat mengusir mereka. Paham?"

***

Apakah kisah ini selesai sampai di sini? Kisah ini ternyata viral ke mana-mana dan sering dibawakan sebagai motivasi pembelajaran bagi pendidik, termasuk kemudian dibawakan oleh Kyai Mustofa Bisri yang diundang di sebuah pondok di Jawa Tengah.

Yang hadir saat itu puluhan ribu orang, ketika Kyai Mustofa Bisri menyampaikan kisah tersebut, semua orang tertawa terbahak-bahak. Namun, sang Kyai muda pemilik pondok yang mengundang Kyai Mustofa Bisri tampak terdiam dan sesekali hanya tersenyum tipis.

Begitu Kyai Mustofa turun dari podium, Kyai muda pemilik pondok itu buru-buru langsung memeluk Kyai Mustofa Bisri. "Alhamdulillah, Masya Allah... untung njenengan tidak menyebutkan nama santri-santri nakal itu Kyai." 

"Memangnya kenapa?" Sahut Kyai Mustofa keheranan?

Kyai muda itu tersenyum simpul, "Sebab, sayalah santri yang paling nakal dalam daftar itu..."

Seketika Kyai Mustofa Bisri bertakbir. Beliau kaget, heran sekaligus takjub, rupanya orang yang tercatat sebagai anak ternakal di pondok sekarang telah menjadi Kyai muda dengan ribuan santri.

Ini adalah sebuah kisah yang mengandung nilai kebajikan sekaligus kejenakaan. Bagaimana seorang santri dengan predikat santri paling nakal menjadi seorang Kyai besar dengan ribuan santri. Mengutip yang disampaikan Kyai Tafsir Ketua PWM Jawa Tengah, "Jangan pernah pesimis terhadap manusia." Artinya jangan pernah sekali pun kita ini berputus asa dari rahmat Allah.

Firman Allah Ta’ala:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (53) وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ (54)

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az Zumar {39} : 53-54).

Allah lah yang akan menggerakkan hati hamba-hamba-Nya. Tugas kita hanya berupaya dan berdoa. Rasa-rasanya inilah yang perlu dikedepankan oleh para pendidik, sehingga usaha mendidik yang tulus disertai doa yang ikhlas tanpa henti akan mengantarkan para murid ke gerbang kesuksesan dunia dan akhirat. InsyaAllah.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.