TOUR DE JORDAN

Oleh: Huriya Veyn Avicenna
Editor: dr. Monte Selvanus Luigi Kusuma
Jordania, 26-27 Oktober 2023
Negeri Para Nabi Yang Diberkahi
Di dalam Islam ada beberapa negeri yang memiliki keistimewaan, di antaranya adalah Mekah, Madinah, Yaman, dan Syam. Yang termasuk wilayah Syam pada masa Rasulullah meliputi negara Suriah, Palestina, Jordan dan Lebanon. Khusus untuk negeri Syam memiliki fadhilah khusus dan pernah didoakan oleh Nabi Muhammad sallallahu’alaihi wa sallam yaitu berdoa keberkahan untuk penduduk Syam.

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا، وَفِي يَمَنِنَا

"Ya Allah, berilah keberkahan kepada penduduk Syam dan penduduk Yaman."

Diriwayatkan oleh sahabat Zaid bin Tsabit radhiallahu’anhu, dia berkata: ’Kami bersama Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam sedang menulis Al-Qur’an dari pelepah kayu, kemudian Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

طُوبَى لِلشَّامِ. فَقُلْنَا : لأَيٍّ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : لأَنَّ مَلَائِكَةَ الرَّحْمَنِ بَاسِطَةٌ أَجْنِحَتَهَا عَلَيْهَا

“Kebaikan pada negeri Syam.' Kami bertanya, 'Mengapa wahai Rasulullah?' Beliau bersabda: 'Karena Malaikat rahmah (pembawa kebaikan) mengembangkan sayap di atasnya.” (HR At Tirmidzi)

Keberkahan Negeri Syam ini juga tertuang dalam Al Quran:

وَنَجَّيْنَاهُ وَلُوطًا إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا لِلْعَالَمِينَ

“Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia“. (QS Al Anbiya: 71)

Ibnu Katsir menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan negeri yang diberkahi adalah negeri Syam. Tidaklah mengherankan apabila negeri Syam menjadi incaran bagi banyak bangsa karena keberkahannya yang selalu mengalir ke atas negeri itu dibandingkan wilayah lain di muka bumi ini.

Sekilas Negara Jordania
Sebagai bagian dari tanah para nabi, Jordan telah berulang kali berganti penguasa. Adapun Negara Jordania modern saat ini telah berusia kurang lebih 100 tahun, dengan sistem kerajaan monarki dengan Rajanya yang pertama adalah Abdullah I. 

Saat ini yang berkuasa adalah Raja yang keempat bernama Raja Abdullah II, dengan putra mahkota Pangeran Husein. Silsilah keluarga kerajaan ini bersambung hingga ke Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam sebagai keturunan yang ke 41.

Mata uang negara Yordania adalah Dinar, namun penduduk setempat biasa menggunakan Dollar, Riyal KSA, dan saat ini Rupiah pun diterima untuk bertransaksi di sana. 1 dinar Jordan setara dengan 5 riyal atau 25 ribu rupiah. Penduduk Jordan berjumlah 10 juta orang, 3 juta merupakan warga asli Yordan, 3 juta dari Palestina dan sisanya campuran dari Saudi, Kuwait dan lain-lain.

Pendidikan di Yordania gratis mulai dari TK hingga perguruan tinggi. Perguruan tinggi pertama dibangun pada tahun 1975. Sebagai negara di wilayah hijaz, 75% daerahnya berupa gurun yang tandus. Jordan tidak memiliki pertambangan minyak sebagaimana negara-negara Timur Tengah lainnya. Pendapatan utama negara ini didapatkan dari ekspor minyak zaitun, dan sektor pariwisata. Curah hujan sangat sedikit di Yordania sehingga kebutuhan air harus diimpor dari negara lain, seperti dari Palestina, Saudi dan lain-lain. 

Terdapat banyak makam para nabi di Jordan, seperti makam Nabi Musa, makam Nabi Luth, makam Nabi Yusuf dan makam Nabi Yusya' bin Nun. Selain itu terdapat banyak makam sahabat nabi seperti misalnya makam Abdullah bin Rawhah, Jafar bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf dan Bilal bin Rabbah. 

Banyak situs bersejarah yang terdapat di Jordan, seperti Citadel Amman, Coloseum, Kuil Hercules, Masjid Bani Ummayah, Laut Mati dan lain-lain. 

Kota 'Amman
Kota 'Amman atau yang disebut Amon, Rabbath/Rabbah Ammon. Kota ini dahulunya didirikan pertama kali oleh putra nabi Luth as yang bernama Amon. Ribuan tahun yang lalu sebelumnya wilayah ini dikuasai oleh bangsa raksasa Zamzumim. Amon berjuang membebaskan wilayah ini dari bangsa Zamzumim yang zalim, lalu mendirikan kota Rabbath Ammon setelah kemenangannya.

Peristiwa ini mengingatkan pada 2 peristiwa serupa: Ketika bani Israel hendak memasuki di Kanaan yang pada waktu itu ditinggali oleh orang-orang Amalik yang berbadan raksasa. Orang-orang Israel yang pesimis menggambarkan dirinya seperti kawanan belalang di tangan raksasa. Hanya Kaleb bin Yefune dan Yusya' bin Nun (Joshua) yang percaya bahwa Allah sanggup menolong meskipun semua orang Israel lainnya pesimis dan merasa tidak mungkin.

Peristiwa kedua adalah ketika tentara Israel bersama dengan Saul berperang melawan Filistin. Mereka tidak menyangka bahwa mereka akan melawan bangsa raksasa! Bukan sekedar raksasa tetapi mereka adalah tentara raksasa yang sangat berpengalaman dan terlatih. Bagi orang-orang Israel seolah mustahil Allah bisa menolong, merekapun gelisah, takut dan gemetaran tetapi hanya Daud yang sungguh percaya Allah sanggup menolong dengan cara  melampaui pemikiran manusia. Daud pun dapat merobohkan pimpinan raksasa yang bernama Goliath dengan sekali serangan. 

Allah Ta'ala menolong bangsa Amon dari rakasasa Zamzumim, Allah pula yang menolong Bani Israel merebut Kanaan dari bangsa raksasa Amalik, Allah pun sanggup menolong Daud dari raksasa Goliath. Raksasa masalah apa yang kita hadapi saat ini? Allah yang menolong mereka adalah Allah yang sama yang juga sanggup menolong kita semua.

Setelah itu Kota Rabbath Ammon dikuasai oleh bangsa Assyria dan diikuti oleh bangsa Persia. Kemudian ditaklukkan lagi oleh bangsa Macedonia. Pemimpin Macedonia di Mesir, Ptolemy II Philadelphus, mengubah nama kota ini menjadi Philadelphia. Ketika Bani Umayyah berkuasa, Jordan kembali ke tangan kaum Muslimin, nama kota dirubah menjadi nama 'Amman.

Situs Bersejarah: Makam Nabi Yusya' bin Nun 'alaihissalam
Nabi Yusya' bin Nun 'alaihissalam tidak termasuk dalam 25 nabi yang wajib diimani. Dalam Al Quran kisah Yusya' bin Nun ada di dalam kisah Nabi Musa 'alaihissalam ketika mencari Nabi Khidir 'alaihissalam. Beliau adalah murid dari Nabi Musa 'alaihissalam yang membawa ikan di dalam menemani Nabi Musa untuk bertemu Nabi Khidir.

وَاِذۡ قَالَ مُوۡسٰى لِفَتٰٮهُ لَاۤ اَبۡرَحُ حَتّٰۤى اَبۡلُغَ مَجۡمَعَ الۡبَحۡرَيۡنِ اَوۡ اَمۡضِىَ حُقُبًا

Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya (Yusya' bin Nun'), "Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua laut; atau aku akan berjalan (terus sampai) bertahun-tahun." (QS Al Kahfi: 60).

Pertemuan 2 laut dalam kisah di atas terjadi di teluk Aqobah dan terusan Suez, penanda bahwa Nabi Musa akan bertemu dengan Nabi Khidir adalah pada saat ikan yang dibawa oleh Yusya' bin Nun menghilang. Lokasi hilangnya ikan Nabi Musa ini berada di teluk Aqobah dan terusan Suez.

Setelah Nabi Musa 'alaihissalam meninggal dunia, Allah mengangkat Yusya' bin Nun sebagai Nabi untuk bani Israel. Nabi Yusya' bin Nun berperan sebagai seorang Nabi sekaligus sebagai panglima perang dan mengemban amanah yang sangat berat yaitu membebaskan tanah Kanaan (Palestina) dari belenggu raksasa bangsa Amalik. 

Hanya sedikit dari Bani Israel yang berani berjuang bersamanya. Waktu itu, peperangan pun tidak terelakkan. Lantas, ketika segalanya tampak mustahil dan perang seperti akan dimenangkan musuh, apalagi jika sampai keesokan harinya, prediksinya pasukan Yusya bin Nun akan kalah.

Waktu itu hari Jumat dan Ashar telah tiba, tak lama lagi malam menjelang. Dalam syariat Nabi Musa, hari Sabtu merupakan waktu yang dilarang untuk melakukan aktivitas selain hanya berdoa kepada Allah. Apabila perang ditunda hingga hari Ahad, dapat dipastikan musuh akan mendapatkan kesempatan menghimpun tenaga dan akan mengalahkan Nabi Yusya' dan pasukannya. Maka dengan lantang Nabi Yusya berkata, "Wahai Matahari, engkau adalah hamba Allah sebagaimana aku adalah hamba-Nya. Demi Allah berhentilah bergerak. Ya Allah, tahanlah matahari untuk kami!"

Allah mengizinkan permintaan Nabi Yusya' dan memerintahkan matahari berhenti berputar sampai Nabi Yusya' memenangkan peperangan. Kisah ini termaktub dalam Shahih Bukhari. Rasulullah shallahu 'alaihi wassalam, “Sesungguhnya matahari tak pernah ditahan untuk seorang manusia, selain untuk Nabi Yusya di hari beliau melakukan perjalanan menuju Baitul Maqdis”. (HR. Ahmad dari Abu Hurairah).

Makam Nabi Yusya' terletak di Kota Amman dan dirawat oleh Syeikh Yusuf yang merupakan keturunan sahabat Nabi Muhammad shallahu 'alaihi wassalam, yaitu sahabat Tamim Ad-Dari dari Kota Hebron Palestina. Dari situs sejarah makam Nabi Yusya', selain mengenang keteladanan Nabi Yusya' ada juga kisah akhir zaman yang diceritakan oleh sahabat Tamim Ad-Dari yang dituturkan langsung oleh keturunannya.

Tamim Ad-Dari Bertemu Dajjal
Tamim Ad-Dari awalnya adalah seorang pendeta Nasrani, ia bercerita tentang pengalamannya tentang pelayarannya bersama tiga puluh orang laki-laki dari kabilah Lakham dan Judzam, kemudian mereka terdampar di sebuah pulau terasing yang tidak diketahuinya. 

Di pulau tersebut mereka bertemu dengan makhluk berambut lebat yang bisa berbicara, makhluk tersebut mengaku bernama al-Jassasah. Kemudian al-Jassasah memerintahkan Tamim beserta rombongan untuk memasuki sebuah biara yang di dalamnya ada sosok raksasa bertubuh sangat tegap dan besar, kedua tangannya dibelenggu ke tengkuknya, antara kedua lututnya dan mata kakinya dirantai dengan besi. 

Mereka terkejut melihat ada sesosok raksasa yang sedang diikat. Seketika itu, mereka bertanya, "Celakalah, siapakah kau?"

Manusia raksasa itu menjawab, "Kalian sudah bisa mengetahui kabarku, sekarang sampaikanlah kepadaku, siapakah kalian?"

Rombongan Tamim ad-Dari menjawab, ‘'Kami semua adalah orang Arab. Kami berlayar dengan sebuah kapal. Tiba-tiba kami dihadang ombak dan gelombang. Kami pun terombang-ambing selama satu bulan. Sampai akhirnya, kami berlabuh di pulaumu ini. Tiba-tiba, kami berjumpa dengan seekor hewan yang lebat bulunya dan ia meminta untuk ke sini menemuimu. Sebab, tuturnya, kau begitu merindukan kabar kami, sehingga kami pun segera menemuimu."

Laki-laki itu berkata, “Sekarang sampaikanlah kepadaku tentang kurma Baisan.”

Kami balik bertanya, "Tentang apanya yang ingin engkau tanyakan?"

"Yang aku tanyakan kepada kalian, apakah kurma itu masih berbuah?"

"Masih."

"Sebentar lagi kurma itu nyaris tak berbuah."

Kemudian laki-laki raksasa itu bertanya kembali tentang beberapa hal diantaranya danau ath-Thabariyyah, tentang sumur Zughar apakah masih ada airnya. 

Kami menjawab, "Ya masih."

"Sebentar lagi kedua mata air itu akan mengering!"

Terakhir laki-laki itu bertanya, "Lalu kabarkanlah kepadaku tentang Nabi orang-orang Arab? Apa yang telah dia lakukan? Dia lahir di Mekah dan hijrah ke Madinah. Apakah nabi itu diperangi oleh orang-orang Arab?”

"Betul," jawab kawan-kawan Tamim Ad-Dari.

Lalu apa yang dia lakukan terhadap orang-orang Arab?”

Kawan-Kawan Ad-Dari pun mengabarkan sejelas-jelasnya bahwa sang nabi telah muncul di tengah masyarakat Arab dan ditaati oleh mereka. Terdengar si laki-laki bertanya lagi, 

“Apakah itu sudah terjadi?”

"Benar," tegas mereka

"Nabi itu lebih bagus bagi mereka jika mereka menaatinya. Karena itu, dia memberitahu kalian tentangku. Sesungguhnya, aku ini Al-Masih Dajjal. Aku hampir saja diizinkan keluar. Setelah keluar, aku akan berjalan di muka bumi. Tidaklah aku biarkan satu kampung pun kecuali akan aku singgahi dalam empat puluh hari selain kota Mekah dan Madinah. Keduanya diharamkan kepadaku. Setiap kali aku akan masuk ke dalam keduanya atau masuk ke dalam salah satunya, aku dihadapi satu malaikat dengan pedang terbungkus sarung di tangannya, yang siap dihunuskan untuk menghalangiku. Setiap jalan bukit yang ada di kota itu akan ada malaikat yang menjaganya.”

Mendengar hal itu, Tamim Ad-Dari pulang kembali ke Hebron dan segera menuju Madinah untuk menyampaikan berita tersebut serta menyatakan keislamannya kepada Rasulullah shallahu 'alaihi wassalam. Satu hal yang patut diketahui, bahwasanya Islam dan Kristen sama-sama mengimani fitnah terbesar akhir zaman adalah Dajjal (Anti Kristus atau Mesias Palsu), maka ketika Ad-Dari bertemu sosok Dajjal, ia langsung beriman kepada Allah dan Rasulullah shallahu 'alaihi wassalam. 

Situs Bersejarah: Gua Ashabul Kahfi
Al Quran tidak hanya berisikan tentang hukum, yang hanya berisi perintah dan larangan. Dalam Al Quran juga berisi kisah-kisah dari masa lalu yang bisa kita ambil pelajarannya. Salah satu kisah yang terdapat dalam Al Quran yang bisa kita ambil pelajarannya adalah kisah Ashabul Kahfi.

Gua Ashabul Kahfi terletak di kota Abu Alanda, di derah perkampungan Al-Rajib, sekitar 10 km sebelah timur ibukota Amman, Yordania. Gua Ashabul Kahfi dikenal pula dengan sebutan Ahl al-Kahf dan Cave of the Seven Sleepers. Jarak lokasi Gua Ashabul Kahfi dengan Borderline Palestina hanya sekitar 15 menit. 

Ashabul Kahfi termaktub dalam QS Al-Kahfi. Dalam surat ini dikisahkan tujuh orang pemuda sebelum zaman Nabi Muhammad SAW yang tertidur di dalam sebuah gua selama 300 tahun atau 309 tahun. Mengapa Al Quran menuliskan tertidur selama 300 atau 309 tahun? Allah ingin mengajarkan kepada manusia tentang perhitungan tahun syamsiyah dan perhitungan tahun qomariyah. Apabila dihitung berdasarkan perhitungan syamsiyah maka akan ketemu hitungan 300 tahun, dan apabila dihitung berdasarkan perhitungan qomariyah, maka akan ketemu hitungan 309 tahun.

Tujuh pemuda tersebut tertidur di dalam sebuah gua dalam waktu yang sangat lama, dalam rangka menyelamatkan diri dari ancaman hukuman mati karena tidak mau menyembah berhala. Selama pelariannya, mereka diikuti oleh seekor anjing yang tidak mau pergi, meski telah diusir berulang kali.

Kisah Ashabul Kahfi merupakan kisah yang sarat akan pelajaran yang bisa kita ambil sebagai pedoman dalam menjalani hidup terutama dalam iman dan ketakwaan. Bahwa seberat apapun ujian yang berikan kepada kita, pasti Allah akan memberikan jalan keluar kepada kita. Tingginya kepercayaan kepada Allah, akan memberikan kekuatan untuk menghadapi masalah sebesar apapun.

Situs Bersejarah: Pohon Sahabi
Apakah ada satu-satunya sahabat Rasulullah yang masih hidup hingga saat ini? Jawabnya, ya ada sahabat yang menjadi saksi kerasulan Muhammad shallahu 'alaihi wassalam. Sahabat itu telah hidup lebih dari 1500 tahun. Sahabat rasulullah itu berupa sebuah pohon besar nan rimbun yang berdiri kokoh di Jordania. Jarak pohon sahabi berjarak sekitar 150 kilometer dari Kota Amman. Pohon Sahabi inilah yang pernah dijadikan tempat berteduh Nabi Muhammad SAW.

Salah satu keistimewaan pohon ini adalah usianya yang disebut sudah mencapai ribuan tahun. Pohon Sahabi masih tetap hidup dan tumbuh subur meski di bawah teriknya panas matahari gurun pasir Jordania.

Kisah berteduhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam erat kaitannya dengan periodesasi perdagangan antar negara yang dilakukan oleh kafilah dagang dari Quraisy sebagaimana yang disitir dalam QS Al Quraisy.

لِإِيْلٰفِ قُرَيْشٍ (1) إِلٰفِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَآءِ وَالصَّيْفِ (2)

Karena kebiasaan orang-orang Quraisy. (1) Yaitu kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. (2)
 
Perdagangan orang-orang Quraisy merupakan perdagangan berskala internasional. Pada saat musim dingin mereka akan bergerak menuju Yaman dan berdagang di wilayah Yaman. Sedangkan pada saat musim panas, mereka akan berdagang ke Syam. 

Apa yang dilakukan bangsa Quraisy, merupakan penggerak urat nadi perdagangan di negara-negara Arab, bangsa Quraisy lah yang membawa hasil bumi dari Yaman menuju Syam, demikian pula sebaliknya. 

Saat Abu Thalib pertama kali mengajak Rasulullah berdagang ke Syam, usia beliau baru 12 tahun. Dalam perjalanan, rombongan bertemu dengan Buhaira seorang pendeta Nasrani. Buhaira kemudian mengajak rombongan tersebut beristirahat sejenak di biara tempat ia tinggal. Sebelumnya memang Buhaira sudah merasakan firasat akan bertemu dengan seorang nabi terakhir.

Kepada rombongan tersebut, Buhaira pun memberitahu Abu Thalib bahwa ada tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam. Tanda itu berupa, awan yang selalu memayungi Muhammad dari terik sinar matahari selama perjalanan

Buhaira juga melihat ketika Nabi Muhammad sedang duduk di bawah Pohon Sahabi ranting-ranting pohon menunduk berusaha menutupi Nabi Muhammad agar tidak terkena terik panas matahari. Dia pun berpesan kepada Abu Thalib untuk selalu menjaga putra kecil itu, karena suatu saat ia akan membawa keberkahan bagi umat manusia.

Demikianlah kisah pohon sahabi yang pernah menaungi Rasulullah di masa kecilnya. Bersyukurlah pohon ini ada di negeri Jordan, sehingga pohon ini tidak dikuktuskan atau dijadikan pohon keramat. Sangat boleh jadi pohon ini akan menjadi pohon keramat apabila tumbuh dan hidup di negara lain yang sangat menyukai hal-hal mistis dan khurafat.

Situs Bersejarah: Makam Bilal bin Rabbah radhiyallahu 'anhu
Bilal bin Rabah terkenal dengan Bilal al-Habasyi termasuk golongan orang-orang yang pertama kali masuk Islam. Ia adalah orang yang dipercaya untuk mengurus uang di baitul mal di masa Nabi.

Ia turut serta dalam semua peperangan nabi, namun setelah Rasul wafat ia pindah ke Syam untuk berjihad di sana.

Bilal bin Rabbah radhiyallahu 'anhu sempat kembali ke Madinah, karena suatu malam ia bermimpi bahwa Rasulullah mendatanginya dan berkata bahwa mengapa sekarang Bilal tidak pernah mengunjungi Rasulullah lagi. Apakah Bilal sudah tidak mencintai Rasulullah?

Saat itu juga Bilal segera berbenah dan segera pulang kembali ke Madinah untuk berziarah ke makam Rasulullah shallahu 'alaihi wassalam. Di atas makam ini, Bilal menangis sejadi-jadinya. Hingga kemudian beberapa sahabat mendatangi Bilal dan memintanya untuk mengumandangkan adzannya kembali, karena penduduk Madinah sudah rindu sekali dengan seruan adzan Bilal yang indah. 

Bilal menolak permintaan para sahabat, sambil mengatakan bahwa dia sudah tidak akan mau lagi mengumandangkan adzan, karena hal itu akan membuatnya teringat kepada Rasulullah shallahu 'alaihi wassalam. 

Namun ketika dua cucu Rasulullah yaitu Hasan dan Husein yang mendatanginya lalu berkata, "Paman, maukah engkau  mengumandangkan adzan untuk kami sekali ini saja, kami sangat merindukan kakek kami. Tolong kabulkan permintaan kami kami." 

Mendengar permintaan ini, Bilal pun tidak tega dan akhirnya bersedia mengumandangkan adzan untuk yang terakhir kalinya.

Sesaat Bilal memulai mengumandangkan adzan, suaranya yang khas membangunkan nostalgia saat-saat bersama Rasulullah. Kota Madinah menjadi hening, seolah semua memori bersama Rasulullah kembali. 

Ketika Bilal mengumandangkan takbir Allahu Akbar, Allahu Akbar (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar), kota Madinah dibuatnya tersentak, seluruh penduduknya bagaikan baru mendengar laungan kebesaran Allah.

Madinah kian gempar ketika Bilal menggemakan Asyhadu allaa ilaha ilallah (aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah), mereka seakan dibawa ke alam tauhid yang tinggi.

Dan manakala asyhadu anna Muhammadan Rasulullah (aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah) berkumandang, para wanita pun berduyun-duyun keluar dari masing-masing tempat tinggalnya sambil bertanya-tanya. "Apakah Rasulullah kembali dibangkitkan? Apakah Rasulullah kembali dibangkitkan?"

Saat itu begitu banyak orang, laki-laki dan perempuan yang meratap, menangis tersedu sedan, karena rindu mereka yang mendendam kepada Rasulullah. Inilah peristiwa paling akbar dari ratapan dari umat Islam karena rindu mereka yang membara pada Rasul-Nya.

Dan setelah menggemakan: Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, suara Bilal terhenti. Ia pun menangis tak kuasa menahan rindunya kepada Rasulullah. Bilal pun tak mampu menyelesaikan kumandang adzan terakhirnya. Setelah kejadian itu, Bilal kembali lagi ke Syam (Jordan) bersama pasukan kaum Muslimin dan berjihad di sana hingga akhir hayatnya.

Situs Bersejarah: Makam Abdurrahman bin 'Auf radhiyallahu 'anhu
Ada seorang sahabat Rasul yang kaya raya di Kota Mekah, ia adalah seorang pengusaha, pedagang dan pelaku bisnis lainnya. Ketika datang perintah hijrah, lalu ia tinggalkan kemapanan yang telah ia miliki di Mekah, dan hanya berbekal 1 lembar baju yang melekat di badannya, ia pun meninggalkan Mekah menuju kota Madinah tanpa merasa beban sedikit pun meninggalkan seluruh hartanya yang kemudian dijarah oleh kaum kafir Quraisy. Ia adalah Abdurrahman bin 'Auf sosok lelaki yang dijuluki sebagai lelaki bertangan emas, lantaran apa pun yang ia kelola selalu menjadi harta. 

Tanpa ragu, tanpa penyesalan, Abdurrahman bin 'Auf meninggalkan seluruh kekayaannya dan meninggalkan seluruh perniagaannya di Mekah. Padahal ia sendiri tidak tahu, apakah ia akan mendapat tempat yang layak, pekerjaan dan lainnya di Madinah. Ia hanya percaya, bahwa Allah Azza wa Jalla tidak akan membiarkan hamba-Nya kekurangan. Dialah Sang Maha Kaya, dan Sang Maha Penolong.

Ketika sampai di kota Madinah, Rasulullah mempersaudarakan dirinya dengan Sa'ad bin Ar-Rabi' al Anshari radhiyallahu 'anhu. 

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

قَدِمَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ فَآخَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ سَعْدِ بْنِ الرَّبِيعِ الأَنْصَارِيِّ وَعِنْدَ الأَنْصَارِيِّ امْرَأَتَانِ، فَعَرَضَ عَلَيْهِ أَنْ يُنَاصِفَهُ أَهْلَهُ وَمَالَهُ، فَقَالَ: بَارَكَ اللَّهُ لَكَ فِي أَهْلِكَ وَمَالِكَ، دُلُّونِي عَلَى السُّوقِ، فَأَتَى السُّوقَ فَرَبِحَ شَيْئًا مِنْ أَقِطٍ، وَشَيْئًا مِنْ سَمْنٍ، فَرَآهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ أَيَّامٍ وَعَلَيْهِ وَضَرٌ مِنْ صُفْرَةٍ، فَقَالَ: «مَهْيَمْ يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ»، فَقَالَ: تَزَوَّجْتُ أَنْصَارِيَّةً، قَالَ: «فَمَا سُقْتَ إِلَيْهَا؟» قَالَ: وَزْنَ نَوَاةٍ مِنْ ذَهَبٍ، قَالَ: «أَوْلِمْ وَلَوْ بِشَاةٍ»

Ketika ‘Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu sampai di Madinah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mempersaudarakan beliau dengan Sa’ad bin ar-Rabi’ al-Anshari radhiyallahu ‘anhu. Dan ketika itu, umumnya kaum Anshar memiliki dua istri. Kemudian Sa’ad bin ar-Rabi’ menawarkan salah satu istrinya dan setengah dari hartanya. ‘Abdurrahman bin ‘Auf berkata: “Semoga Allah memberkahi keluargamu dan hartamu. Cukup tunjukkan kepadaku dimana pasar!”

Inilah jiwa yang sangat menjaga marwah dan kehormatan diri. Meskipun dalam kondisi sedang tidak memiliki apa-apa, ia tidak mau begitu saja menerima pemberian orang lain. Ia memilih ditunjukkan jalan ke pasar dan memulai usaha lagi dari titik dasar. Benar saja, keuletan dan kejeniusannya dalam berbisnis membuahkan hasil yang sangat gemilang. Dalam waktu singkat, ia telah kembali menjadi seorang saudagar di Madinah.

Suatu hari ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda bahwa dirinya akan masuk surga dalam keadaan merangkak. Saat ditanyakan mengapa dirinya masuk surga dalam keadaan merangkak, Rasulullah menjawab bahwa dirinya terlampau kaya. Mendengar hal itu, Abdurrahman bin 'Auf segera pulang ke rumah dan mengambil uang miliknya sebanyak 70.000 dinar dan diserahkan kepada Rasulullah untuk dibagikan kepada kaum Muslim.

Dalam rangka 'memiskinkan' dirinya, Abdurrahman pernah membeli kurma setengah busuk dari petani kurma yang tidak sempat memanen kurmanya karena harus ikut berjihad di medan perang bersama Rasulullah. Abdurrahman membeli kurma setengah busuk itu dengan harga normal. Padahal semestinya kurma setengah busuk itu tidak laku di pasaran atau harganya menjadi sangat murah. Namun Abdurrahman tetap memborong semuanya dengan harga terbaik. 

Selang beberapa waktu ada seorang utusan raja yang mencari Abdurrahman bin 'Auf dan berniat memborong kurma setengah busuknya dengan harga beberapa kali lipat. Utusan tersebut bercerita bahwa di negerinya sedang berjangkit wabah penyakit, dokter menyebutkan bahwa obat untuk mengatasi sakit tersebut adalah kurma setengah busuk. Maka Raja pun mengutusnya mencari di wilayah Hijaz dan mendapati ada banyak kurma setengah busuk yang ia cari. Awalnya Abdurrahman bin 'Auf menolak menjualnya, karena niat awal membeli kurma itu adalah untuk menolong para petani kurma Madinah. Namun akhirnya ia pun bersedia menjualnya beberapa kali lipat dari harga normal. Niat hati mengurangi harta dan kekayaan miliknya, yang terjadi Abdurrahman bin 'Auf malah menjadi semakin kaya.

Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam meninggal dunia, Abdurrahman bin 'Auf ikut berjihad ke negeri Syam. Lagi-lagi ia meninggalkan bisnis dan kemapanannya, dan memilih berburu syahid di medan juang. Di Negeri Syam (Jordan) inilah ia berjihad sampai akhirnya menutup mata. 

Mengapa banyak sahabat-sahabat Nabi yang meninggal di luar Mekah dan Madinah? Salah satu alasannya karena mereka ingin menyampaikan dakwah hingga akhir hayat mereka. Mereka tidak bisa berdiam diri di Mekah atau Madinah sambil menikmati kemapanan yang sudah mereka dapatkan. Mereka benar-benar membaktikan hidup mereka untuk menegakkan kalimat Allah di muka bumi. Ada juga sahabat seperti Ibnu Abbas yang memilih menjauh dari kota Mekah dan Madinah, dan memilih tinggal di kota Thaif karena beliau merasa bukan orang suci, sehingga beliau merasa tidak pantas untuk dimakamkan di tanah suci. 

Situs Bersejarah: Laut Mati, Saksi Bisu Kehancuran Kaum Sodom dan Gomorah
Di atas tebing sebuah bukit, tampaklah sosok patung batu yang menjulang ke angkasa. Sosok itu adalah istri Nabi Luth yang membatu. Seperti halnya jasad firaun yang terawetkan karena garam di laut merah, maka jasad istri Nabi Luth pun membatu karena garam dari laut mati. Hanya saja kondisi jasad istri Nabi Luth jauh lebih berat dan benar-benar telah membatu keseluruhannya. 

Sodom dan Gomorah adalah nama 2 kota di mana Nabi Luth diutus oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Penyimpangan yang dilakukan adalah adanya LGBT yang marak daerah tersebut. Awalnya penduduk daerah tersebut adalah penduduk yang normal sebagaimana kaum yang lain. Namun karena bercanda kaum Nabi Luth itu malah semakin menjadi-jadi. Mereka berkata, "Bagaimana kalau seandainya kita coba lampiaskan biologis kepada sesama laki-laki."

Awalnya bercanda, satu dua orang berbuat tidak ada yang mengingatkan. Rupanya apa yang mereka lakukan menyebar dengan cepat menjadi penyakit masyarakat. Hingga satu wilayah akhirnya menjadi penggemar LGBT. Mereka memperebutkan anak laki-laki yang berwajah tampan. Lalu Allah mengutus Nabi Luth untuk meluruskan penyimpangan ini. 

Penyakit jiwa yang luar biasa, dan bisa saja anak yang tampan itu diperebutkan oleh orang lain sampai membunuh ayahnya si anak ini untuk memperebutkan anak tadi. Celakanya bahkan istri Nabi Luth sendiri ikut-ikutan menjadi agen kaum yang bejat tersebut.

Nabi Luth 'alaihissalam selalu menasehati kaumnya untuk kembali. Kaumnya pun sebenarnya tahu kalau perbuatan mereka adalah perbuatan buruk dan tidak baik, mereka bahkan berniat mengeluarkan Nabi Luth 'alaihissalam dari wilayah mereka. Karena mereka Nabi Luth adalah orang suci sedangkan mereka orang yang kotor dan sesat. 

Tak henti-hentinya nabi Luth berdoa dan puncaknya, nabi Luth kedatangan 2 orang tamu malaikat yang berwujud lelaki tampan dan kekar. Melihat hal ini istri Nabi Luth mengabarkan kepada kaumnya bahwa Nabi Luth sedang kedatangan tamu yang tampan. Berbondong-bondong ribuan orang berdesakan ingin memperebutkan tamu tampan tersebut, yang tentu saja membuat Nabi Luth gundah dan marah.

Setelah Nabi Luth marah kepada kaumnya, dua malaikat menjelaskan bahwa mereka diberi tugas oleh Allah SWT untuk membantu.

“Wahai Luth tidak usah kamu khawatirkan, kami utusan Tuhanmu, mereka tidak akan bisa menjangkau rumahmu ataupun kami, mustahil dan janji. Ancaman mereka sudah datang besok pagi mereka akan mati, bukankah subuh sudah sangat dekat?" 

Kemudian turunlah perintah Allah supaya Nabi Luth, keluarganya dan pengikutnya kecuali istrinya untuk segera meninggalkan kaumnya yang sesat.

Kisah Kaum Sodom Nabi Luth diceritakan dalam Al-Qur’an, QS Asy Syu’ara ayat 165-166.

اَتَأْتُوْنَ الذُّكْرَانَ مِنَ الْعٰلَمِيْنَ ۙ وَتَذَرُوْنَ مَا خَلَقَ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِّنْ اَزْوَاجِكُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ عٰدُوْنَ

"Mengapa kamu mendatangi jenis laki-laki di antara manusia (berbuat homoseks), dan kamu tinggalkan (perempuan) yang diciptakan Tuhan untuk menjadi istri-istri kamu? Kamu (memang) orang-orang yang melampaui batas.”

Juga dalam QS Hud Ayat 82:

فَلَمَّا جَاۤءَ اَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَاَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِّنْ سِجِّيْلٍ مَّنْضُوْدٍ

"Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkannya negeri kaum Luth, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar."

Khusus untuk istri Nabi Luth, Allah ceritakan dalam al Quran

ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوا امْرَاَتَ نُوْحٍ وَّامْرَاَتَ لُوْطٍۗ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتٰهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللّٰهِ شَيْـًٔا وَّقِيْلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِيْنَ.

"Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh dan istri Luth. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksaan) Allah; dan dikatakan (kepada kedua istri itu), “Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka).” (QS At Tahrim: 10).

Allah membalik bumi yang mereka pijak, dan menghujani mereka dengan batu meteor dari langit, lalu menenggelamkan mereka di laut mati. Adapun istri Nabi Luth terhempas dari laut mati dan termumifikasi dengan sempurna menjadi batu karena  kandungan garam air laut mati mencapai 30%. Sedangkan pada laut normal kandungan garamnya hanya sekitar 2% saja.

Dari kisah ini banyak sekali ibrah yang bisa dipetik, satu diantaranya: Jangan pernah meremehkan adanya penyakit masyarakat, apabila ada penyakit masyarakat dibiarkan begitu saja, maka dampaknya akan menyebarkan kepada yang lain sehingga 1 wilayah bisa terkena penyakit masyarakat tersebut. Seperti dalam sebuah penelitian, ketika ada seseorang mengidap skizofrenia dan dibiarkan, ternyata 70% dari masyarakat di sekirarnya pun akan menjadi skizofrenia juga. 

Itulah jurnal selama tour di Negeri Jordan, sebuah negeri yang Allah berkahi, menyimpan banyak cerita untuk diambil sebagai hikmah. Kesimpulannya  tanah yang diberkahi adalah tanah yang Allah Ta'ala jamin kesuciannya, namun orang-orang yang tinggal di dalamnya tidaklah Allah jamin kesuciannya, karena manusia bisa saja berbuat kebaikan namun sangat mungkin berbuat kejahatan dan kemungkaran.

Al haqqu min robbika falaa takunanna minal mumtariin
Wallahu a'lam bish showab

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.