Rute Ini Panjang, Nikmati Saja

Rute Ini Panjang, Nikmati Saja

Muslim Fikri


Sore itu, nampak lalu lalang kendaraan melintas di jalan raya pas didepan rumah sakit PKU Muhammadiyah. Sulit sekali dihitung jumlahnya, mirip dengan karunia yg Allah berikan untuk makhluk bernama manusia, tak bisa kita hitung besarnya..

Salah satu karunia yang Allah berikan untuk manusia adalah rejeki, dan rejeki ini berbeda dengan harta, kalau harta kadang mengukurnya dengan banyak atau sedikit, tapi jika rejeki itu ukurannya lapang dan sempit. Menariknya lagi Allah berjanji untuk memberikan rejeki kepada siapapun, tak terkecuali manusia.. Tak boleh kita berkata tak dikasih jatah rejeki, karena jika rejeki kita habis, maka selesai pula episode kita di dunia..

Renungan ini sering saja diingat oleh lelaki berusia 30an tahun, yang sore itu berada di wahana menjemput ikhtiar sehat dari Allah (baca : rumah sakit). 

Sore itu, sudah beberapa hari lelaki ini menemani istrinya menjemput sehat, karena ujian kecelakaan harus dia terima, selepas mengajar ngaji di TPQ masjid seberang pasar di desanya. Mungkin karena keramaian pasar saat hampir senja, atau karena kelelahan yang menimpa istrinya, tapi yang pasti karena Allah ta'ala mengizinkan peristiwa itu harus terjadi.

"Darimana saja mas, kok lama sholatnya?" Istrinya tiba-tiba bertanya..

"Oh, tadi selepas jamaah Ashar, coba jalan kedepan  lihat2 suasana di depan rumah sakit, sambil nyari  yg biasa kita makan selepas Maghrib sekalian untuk nnti jika ada yang datang menjenguk" jawab lelaki 30thn ini..

Ketela goreng menjadi makanan khas pasangan muda ini selepas Maghrib, dibeli di samping masjid Al Hikmah, uniknya penjualnya selalu menulis kalimat. Mohon maaf istirahat sholat dulu saat adzan berkumandang, dan selalu saja memanggil anak2 TPQ selepas mengaji untuk dikasih secara cuma-cuma gorengan ketela tadi..

Sempat lelaki 30th-an ini, iseng bertanya Kepada penjual gorengan "kenapa sering memberikan sedekah gorengan kepada santri TPQ ini" dan dijawab biar sya tidak menjadi orang yang serakah jualan gorengan 10, jangan dijual semua cukup 8 saja yang 2 biar jadi sedekah..

"Saya belum mampu ikut sedekah uang membangun gedung TPQ Al Hikmah, beli Qur'an untuk disedekahkan juga kadang masih berat, ya saya sedekah semampu saya dengan gorengan ini, apalagi untuk santri TPQ biar ngajinya semangat dan semoga kelak saya juga bisa dapat atap di Padang Mahsyar" karena payung pun tak akan kuat menahan panasnya padang Mahsyar meskipun payungnya cantik". Jawaban penjual gorengan dengan sedikit bercanda..

Tak hanya ingin membeli gorengan saja alasan lelaki 30thn ini kedepan sebenarnya, tapi itu jadi alasan yang pas karena jika berdoa selepas sholat dan dia teringat almarhumah ibunya maka air matanya sering dia bawa sembari melangkahkan kakinya..

Dan selalu saja lelaki ini berhenti di kedai makanan kecil, teringat saja saat sebelum menikah dan ibunya masih sehat, sehari bisa 3 x ibunya telpon hanya untuk bertanya sudah makan apa belum, apalagi jika sampai malam lelaki ini blum pulang..

Ini bukan semata-mata kata tentang makanan, tetapi lebih dari itu kekhawatiran seorang ibu pada anaknya jika lupa makan, maka ini tentang rasa, bahwa sampai kapanpun menu makanan ibunya Tak tergantikan meskipun hanya gorengan ketela, rasa dan khawatir yang kini hanya menjadi sebuah kerinduan.

Istrinya paham, setiap membawa makanan suaminya yg lelaki 30than tadi selalu saja masuk ke kamar/tempat lain, karena rindu tentang nasihat ibunya meskipun hanya tentang makanan, bisa jdi banyak nasihat sebenarnya yang mau disampaikan ibunya, hanya kadang seorang ibu tak cukup banyak kosakata untuk membuat narasi kata nasihat.

Itulah lelaki, pilihan-2 sikapnya kadang selalu saja tak menentu, bukan karena dia lemah atau tak berprinsip, tapi lelaki ini ingin memastikan bahwa biarlah punggung ini yang menjadi tumpuan beban, jangan sampai beban lelaki ini terlihat oleh anak istrinya, bukan karena malu tetapi karena ini sebuah komitmen seorang lelaki. 

Sembari memakan gorengan suaminya berbisik kepada istrinya..

"Dek, nikmati saja rute sakit ini, karena Allah akan cabut 3 hal saat memberikan ujian sakit kepada hamba-Nya, pertama dicabut keceriaan wajah kita, kedua dicabut selera makan kita, ketiga Allah cabut dosa kita, tapi selepas Allah memberikan sehat, maka akan dikembalikan semua (Cerianya wajahmu,selera makanmu) kecuali dosa kita tak Allah kembalikan" bisik lelaki ini pada istrinya, 

Semoga kamu naik kelas, jika nanti sudah sehat, kita akan cerita bersama bahwa rute hidup itu panjang maka biar nikmat berbekalllah dengan iman dan ilmu serta amal, dan aku siap untuk membersamai-mu menyusuri rute hidup agar semakin menarik.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.