Ketua PBNU: Apa Jadinya Jika Muhammadiyah dan NU Menolak Demokrasi ?
Dalam acara Diskusi Buku dan Workshop Literasi Digital Moderasi Beragama dengan tema "Memperkuat Islam Washathiyah di Ruang Digital", Ketua PBNU, Mohamad Syafi' Alielha, yang lebih dikenal sebagai Savic Ali, menegaskan peran penting Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) dalam menjaga kestabilan demokrasi dan umat beragama.
Menurut Savic Ali, kedua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan NU, telah lama menjadi garda terdepan dalam memperkuat Islam wasathiyah, yang dikenal sebagai Islam moderat, di ruang digital. Mereka telah berperan aktif dalam memberikan pemahaman yang seimbang tentang ajaran agama Islam, menghindari ekstremisme, serta mempromosikan toleransi dan kerukunan antar umat beragama.
"Dalam era digital ini, Muhammadiyah dan NU tidak hanya menjadi pemangku kepentingan dalam memperjuangkan Islam yang moderat di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya. Mereka memberikan pemahaman yang mendalam tentang Islam yang rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi seluruh alam), yang selaras dengan semangat toleransi dan perdamaian," ungkap Savic Ali.
Savic Ali juga menekankan pentingnya literasi digital dalam memperkuat moderasi beragama. Menurutnya, dengan literasi digital yang baik, umat dapat menghindari penyebaran informasi yang salah atau provokatif yang dapat memicu konflik antar umat beragama.
"Dalam ruang digital, kita harus mampu memfilter informasi dan memilah-milah konten yang sesuai dengan nilai-nilai Islam moderat. Hal ini membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang agama serta keterampilan dalam menggunakan teknologi digital," tambahnya.
Savic Ali menegaskan, Muhammadiyah dan NU tidak hanya berkontribusi dalam kemerdekaan Indonesia tetapi juga mengisi dan menjaga agar rakyat di dalamnya tetap stabil dalam berbangsa dan bernegara.
"Apa jadinya bangsa Indonesia andaikata Nu dan Muhammadiyah menolak Demokrasi? " Begitu tegasnya. Diskusi yang dihadiri oleh para tokoh agama, akademisi, aktivis Muhammadiyah dan praktisi digital ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperkuat kerjasama antara Muhammadiyah, NU, dan berbagai pihak dalam menjaga kestabilan negara dan umat beragama, baik di dunia nyata maupun di dunia digital.
Leave a Comment